Dia tinggal di rumah itu. Di sebuah rumah tua bergaya bangunan khas
jawa. Siapapun yang melintas di depannya maka akan mengira bahwa rumah itu
adalh rumah kosong tak berpenghuni, ditambah lagi dedaunan pohon yang berserakan semakin menampakan nuansa angker.
Sungguh menyedihkan dia benar-benar hidup sendirian. Badannya kurus
kering, matanya mencekung, dan seperti selalu basah meneteskan air mata.
Pakaian yang dikenakannya seperti tak pernah ganti, baju batik lusuh lengan
panjang, sarung berwarna merah kumal, dan kopyah hitam yang sudah jamuran.
Tak ada barang-barang berharga di dalam rumah itu, kecuali sebuah
radio, sepeda onthel butut, dan bertumpukan buku-buku lama dan kitab-kitab kuno
tentang agama. Wajahnya selalu tampak pucat, suaranya serak dan seperti tak ada
lagi hasrat untuk bicara. Sorot matanya senantiasa menampakan pendiritaan, dan
ternyata benar, dia adalah sesosok yang kini berusaha bertahan dalam sebuah
guncangan penderitaan.
***
Dia bernama Ahmad, lengkapnya Ahmad zuhri. Orang memanggilnya mas
Ahmad ada juga gus Ahmad. Walaupun kini dia hidup dalam keadaan silang sengkarut,
tapi cukup terhormat dalam masyarakatnya. Ini tak lain karena pengaruh wibawa
almarhum bapaknya, Haji maskur. Haji maskur adalah seorang kiai di kampungya,
sebagian orang menyebutnya kiai Syakur, kiai langgar.
Namun kini kedua orang
tuanya sudah tiada, mereka meninggal sejak dua tahun yang lalu, kebetulan waktu
itu dia baru saja pulang dari pondok pesantren. Inilah awal penderitaan itu dimulai. Kepergian kedua orang
tuanya itu adalah peristiwa besar baginya. Mas Ahmad benar-benar terpukul.
Peristiwa itu sangat mempengaruhi
perjalanan hidupnya, memberi pelajaran yang berharga baginya. Dan
membuatnya mengerti bahwa dia harus mampu hidup mandiri.
Beberapa waktu kemudian
setelah peristiwa itu mas Ahmad memulai membuka lembaran hidup baru. dengan
sejumlah modal yang ia dapatkan dari pinjaman. Dia membuka sebuah usaha. Kali
ini mas Ahmad merasa menjadi dirinya sendiri mencari nafkah sendiri, berjuang
sendiri dan lebih-lebih sebagai alumni pesantren dia juga harus memikirkan
bagaimana dakwah di masyarakatnya.
Tapi kenyataannya usaha yang dia rintis itu selalu gagal,
berkali-kali dia buka usaha yang sama, belum sempat ia nikmati keuntungannya,
tiba-tiba kerugian semakin nyata, selalu bangkrut dan hutangnya semakin
menumpuk. Hari-hari berikutnya ia hanya bisa pasrah sambil menunggu takdir
keberuntungan entah dalam bentuk apa. Habis mau berbuat apa lagi, seluruh isi
perabot rumahnya lenyap terjual. Itupunbaru menutup secuil dari hutangnya yang
selangit.
***
Mentari senja mulai terbenam, rumah tua itu semakin gelap. suara jangkrik bersahutan, kelelawar
hilir mudik mencari rizkinya. Mas Ahmad duduk termenung. mulutnya terus
bergerak-gerak seiring putaran tasbih di tangannya.ia sengaja selalu tetap
berjaga, sebab disaat terlelap, berkali-kali ia bermimpi bertemu orang-orang
yang berwajah garang dan murka. Orang-orang itu adalah pak lurah, pak Din
juragan beras, pak Bambang si pemborong, dan pak solikin pengusaha ternak,
dalam mimpi itu mereka datang dengan marah-marah untuk menagih hutangnya.
Sial, peristiwa itu tidak hanya terjadi dialam mimpi. Keesok
harinya dan hari-hari setelahnya para juragan itu benar-benar datang
menemuinya. Mereka datang dengan membentak, mencaci bahkan ada yang mengancam
untuk menyelesaikan secara hukum.
***
Di samping rumahnya terdapat sebuah surau tepat di bawah pohon
sawo. Surau peninggalan almarhum bapaknya, kiai maskur. Ya,hanya di dalam surau
itulah terlahir benih harapan dalam hatinya. Jika ia ingat surau itu, ia
teringat sesosok mbah Salam. Beliau adalah seorang kakek –kakek yang
bertahun-tahun merawat surau itu. Mas Ahmad sangat yakin mbah salam mampu
menolongnya, sebab di mata mas Ahmad, mbah Salam adalah orang sufi dan setiap
apa yang dikatakanya seolah ada sebuah kekuatan keramat.
" Sabar Mas, dan
yakinlah bahwa semua penderitaan yang sampean alami ini adalah bagian dari
kasih sayang Allah. Barangkali ada sebuah hikmah besar di kemudian hari, sebagai
seorang kesatria kau tidak boleh menyerah". Kata mbah Salam.
Dengan kata-kata yang lugu dan polos tapi cukup menyentuh hati. mas
Ahmad perlahan-lahan merasakan benih-benih semangat yang tiba-tiba mengalir
dari nasehat orang tua itu. Sebuah nasehat layaknya kekuatan yang sanggup
membangkitkan kehidupan yang nyaris layu. Mas Ahmad semakin kagum padanya.
Kemudian sebelum mas Ahmad meninggalkan surau itu. Mbah Salam terlihat
berbicara lirih setengah berbisik, mas Ahmad tampak sesekali mengangguk penuh
yakin dengan apa yang disampaikannya. Sepertinya mbah Salam menyampaikan suatu
pesan yang harus dilakukan mas Ahmad.
***
Semenjak pertemuan mas Ahmad dengan mbah salam beberapa waktu lalu,
kini dia telah pergi meninggalkan kampung halamannya. Rumahnya kosong, sepi tak
berpenghuni. Para tetengga sebelah, masyarakat sekampung dan siapapun orangnya
tak akan pernah tahu kemana perginya mas ahmad kecuali hanya mbah Salam dan juga
mas ahmad sendiri. Sesuai saran dan petunjuk mbah salam, mas ahmad harus pergi jauh
menuju sebuah hutan belantara yang letaknya berada di sebuah lereng pegunungan
dan jauh dari pemukiman penduduk. Selama beberapa hari tertentu sesuai syarat
yang diberikan mbah salam. Di tengah hutan yang jauh dari congkaknya dunia itu
Dia melakukan ibadah-ibadah khusus yang semata-mata hanya untuk bermunajat
kepada Allah.
Aneh betapa persoalan yang
melanda hidupnya, dia mencari jalan penyelesaian yang tidak masuk akal. Mungkin kebanyakan
orang menganggapnya tahayul mistik, dan hanya orang-orang bodoh dan kampungan
saja yang bersikap seperti itu. Tapi mau bagaimana lagi, otaknya seperti sudah
beku jika teringat cobaan hidup yang tak kunjung berkesudahan itu dan tak ada
lagi yang ia dapat kerjakan, selain melaksanakan apa yangb dikatakan mbah salam.
Orang yang ia yakini hamba yang dekat dengan tuhannya dan cepat terkabul semua
do'anya.
Kekuatan dan kesabaran orang memang ada batasnya, begitu juga
dengan mas ahmad. Sebab hingga hari terakhir sesuai yang disyaratkan oleh mbah salam
itu sama sekali belum menemukan sebuah keajaiban, barangkali kejatuhan uang
dari langitpun tidak. Tiba-tiba rasa putus asa menjalar dalam hatinya.
Bagaimana tidak sudah beberapa hari ia lewati dengan mengosongkan perutnya demi
tercapainya sebuah maksud, ternyata belum mendapatkan apa-apa. Ia sudah tak
tahan untuk segera pulang meninggalkan alam hutan yang selalu mengancam jiwanya
itu. Biarlah entah apa yang terjadi ketika ia berada di rumah nanti.
Tiba-tiba ketika baru saja
melangkahkan kakinya ia dikejutkan oleh sesuatu. Ia melihat sorang kakek-kakek
yang tiba-tiba menyembul dari sebuah bongkahan batu besar yang ada di depanya.
Sang kakek yang berpakaian serba putih itu tak banyak berkata apa-apa kecuali
menjulurkan telunjuknya mengarah pada dedaunan yang agak aneh.
"ambillah dedaunan itu nak. Tanamlah di depan rumahmu. Daun
itu adalah obat segala penyakit". Jelas sang kakek.
Dalam benaknya, semakin
menambah bingung saja kakek misterius itu bukannya memberi sekarung uang barangkali., tetapi malah menunjukkan
sebuah dedaunan yang baginya agak asing bentuknya. Daun yang belum pernah ia
temui sebelumnya. Lalu apa pula maksudnya. Lantas Hendak ia bertanya pada sang
kakek itu, seketika sang kakek sudah lenyap dari pandangan mata.
***
Sehari-dua hari sejak kembalinya dari hutan, mas ahmad masih
dipusingkan akibat memikirkan tentang daun aneh itu. Baru setelah keesok
harinya, ia dikejutkan oleh sebuah mobil mewah yang tiba-tiba berhenti di depan
rumahnya. Sebuah mobil berwarna silver mengkilap yang masih terlalu asing bagi
masyarakat sekampungnya.tapi dari plat nomornya sudah dapat dipastikan bahwa
orang itu datang dari sebuah kota nomor satu di provinsinya. Siapakah
sebenarnya orang itu ? hatinya was-was penuh tanda tanya, ia sama sekali belum pernah
kenal dengan wajah orang yang baru saja turun dari mobil itu.
Mas ahmad sudah beberapa kali mencoba memutar ingatannya tapi juga
tak kunjung ketemu, sebab seingat dia tak pernah sekalipun berurusan masalah
uang dengan orang itu. Setelah berbincang-bincang sukup lama ternyata orang itu
adalah seorang pengusaha besar, ia menghaturkan maksud kedatangannya yang pada
intinya adalah dengan sungguh-sungguh hendak meminta tolong kepada mas ahmad.
Mas ahmad semakin kaget tak mengerti dalam benaknya, seharusnya dialah yang
mendapatkan pertolongan. Tapi anehnya ada orang kaya raya yang hendak meminta
pertolongan kepadanya.
"sebentar pak, bapak
mau minta tolong yang bagaimana maksudnya? Dan bapak tahu alamat dan nama saya
dari mana? Barang kali anda salah alamat".
"tidak mas, dan aku
yakin mas ahmad adalah orang yang selama ini aku cari, ceritanya panjang
mas".
Kemudian seorang pengusaha
itu bercerita panjang lebar tentang semua persoalannya; bahwa saat ini dia
sedang mengalami kehancuran dalam semangat hidupnya. jiwanya tergoncang. Itu
akibat istrinya tercinta sedang menderita sakit ganas yang sampai
bertahun-tahun tak kunjung sembuh.
dia sudah beberapa kali mencoba ke berbagai pengobatan medis dan
alternatif., tapi hasilnya selalu nihil. Terakhir ia mencoba mendatangi seorang
kiai yang sangat terkenal ahli pengobatan di daerahnya. Tapi sanyangnya sang
kiyai enggan memberikan obat untuknya. Sebaliknya malah ia memberikan saran
agar mendatangi sorang bernama ahmad zuhri lengkap dengan ciri-ciri dan alamatnya.
"wah tak sia-sia aku
pergi jauh-jauh ke hutan dengan membawa daun
aneh itu". Gumam mas ahmad dalam hati.
"jangan khawatir mas, jika mas berhasil menyembuhkan istri
saya berapapun uang yang anda minta akan saya bayar. Dan kalau perlu akan ku
tambah lagi sebidang tanah buat mas".kata pengusaha itu.
"insya Allah pak, dan
bapak harus yakin bahwa semua yang anda harapkan akan berhasil jika tuhan
menghendaki".
Lalu mas ahmad memberi
dedaunan yang ia bawa dari hutan itu kepadanya, serta beberapa tata cara
mengkonsumsinya.
***
Selang satu minggu kemudian pengusaha itu datang lagi ke rumahnya
bersama istri tercintanya yang sudah sembuh total. Ia berterima kasih sekaligus
memenuhi janjinya kepada mas ahmad. Badai itu akhirnya berlalu. Dan semua
penderitaan yang ia alami itu kini terbayar dengan anugerah besar. Semua
hutangnya lunas ditambah lagi ia mendapatkan modal yang lebih besar.
Dan sebagai ungkapan rasa
syukur mas ahmad yang tida tara. Sebidang tanah yang cukup luas hasil hadiah
dari seorang pengusaha itu kini ia dirikan sebuah pondok pesantren.
Tapi sayang, sebab ada satu
hal lagi yang masih membuatnya penasaran berkepanjangan. "siapakah kiai
ampuh yang membuat seorang pengusaha tersebut
meminta tolong padanya? Sebab walaupun mas ahmad sudah diberikan nama
dan alamat lengkap dari pengusaha tersebut, hingga kini ia tak pernah ketemu,
setelah beberapa kali mencarinya.
Sekian.
Lirboyo, 09 maret 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar