Sabtu, 28 Desember 2019

Kenapa Aku Tertawa

Kenapa aku tertawa?
Monas yang dulunya tempat wisata.
kini, menjadi tempat ibadah.

Kenapa aku tertawa?
Masjid dulunya tempat ibadah.
kini, menjadi penginapan dan wisata.

Kenapa aku tertawa?
Ajaran Tashawuf yang isinya memperbaiki keimanan, keislaman dan Kesopanan.
Kini, dianggap kesesatan.

Kenapa aku tertawa?
Fatwa kebencian diagungkan. 
Fatwa kesantunan direndahkan.

Kenapa aku tertawa?
Kiblat yang diajar waktu sekolah mengarah ke Ka'bah. 
Bisa berubah ketika  kampanye di GeBeKa. 

Kenapa aku tertawa?
Demo tanpa data. 
Mengandalkan isu yang disebarkan di media.

Kenapa aku tertawa?
Seorang tokoh berbicara tanpa kajian.
Tapi pakai kebencian.

Kenapa aku tertawa?
Fahri Hamzah dihujat karena membela revisi UU KPK. 
Para Penghujatnya kini membelanya. 

Kenapa aku tertawa?
Ingin Islam kaffah (sempurna). 
Haji dan Zakat lupa terlaksana. 

Kenapa aku tertawa?
Manusia melebihi Tuhannya.
Menebak isi hati orang tapi lupa keburukan dirinya. 

Kenapa aku tertawa?
Menuduh lawannya menistakan Allah, Agama atau Nabi. 
Tapi melindungi kawannya menistakan Allah, Agama atau Nabi. 

Kenapa aku tertawa?
Solat Subuh berjamaah dijadwalkan 
dalam agenda kampanye saja.
Setelahnya sepi tiada sisa.

Kenapa aku tertawa?
Perbedaan pendapat disebut sebagai Rahmat oleh Nabi Muhammad. 
Kini dianggap kiamat.

Kenapa aku tertawa?
Islam mengajar kedamaian dan kesopanan.
Kini, ditampilkan kebengisan oleh pelaku bom yang disangka bela keimanan.

Kenapa aku tertawa?
Semangat Ibadah dan berdoa bersama dikala pilpres, pemilu dan pilkada.

Kenapa aku tertawa?
Aku menertawakan buriknya kulit pantat kamu. 
Tapi tak sadar buriknya kulit pantat aku.

Kenapa aku tertawa?
semua bercanda dalam segalanya.
 tapi ada yang serius menanggapinya.

Hahahaha

Tangerang, 29 Desember 2019 M

Tidak ada komentar:

Posting Komentar